MAKALAH
PENDIDIKAN KARAKTER
Disusun oleh : diargo hendroan doni
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
YAYASAN MERANGIN (STKIP YPM BANGKO)
TAHUN AJARAN 2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan kepada allah Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan
karunianya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Memahami
Soft Skill Dunia Pendidikan dari Elfindri”
Makalah ini
diajukan untuk melengkapi tugas kelompok mata kuliah pendidikan karakter.
Makalah ini
berisi tentang pemahaman soft skill dunia pendidikan pendidikan.
Kami
menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, olek karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang dapat kami gunakan sebagai masukan untuk
perbaikan makalah berikutnya.
Akhir kata
kami mengucapkan banyak terima kasih kepada teman – teman yang telah membantu
membuat makalah ini.
Soft Skill Dunia
Pendidikan
Soft skill perlu dimiliki oleh siapapun
yang ingin menghadang kompetisi. Salah satunya merupakan amanah, dan mendukung
kegiatan keramahtamahan hospitaly.
Pada bagian ini kita memasuki tempat dimana soft
skill juga bias ditumbuhkan melalui berbagai bentuk yang dilaksanakan di
sekolah, di lingkungan pendidikan seperti kampus, dan atau dimana saja
pendidikan formal diberikan.
Kenapa di
sekolah dan kampus yang juga perlu dijadikan sebagai bagian dari proses
penemuan ranah soft skill ? Karena
sebagian besar mahasiswa menghabiskan waktunya belajar dan berintegrasi dengan
teman – temannya di kampus.
Dosen mesti
melihat ini sebagai salah satu yang sangat penting, selain tetap meningkatkan
pencapaian kualitas keilmuan dan psikomotorik. Proses pendidikan yang diberikan
di kampuspun akan menghasilkan optimalisasi dari bakat dan potensi.
Menurut
guru/ dosen atau orang tua memahami tentang eksistensi soft skill dalam konteks pengembangan anak – anak generasi
mendatang. Menuntun guru/ dosen atau orang tua memiliki kesadaran dan langkah –
langkah bagaimana memasukan soft skill ke
dalam proses pembelajaran.
BAGAN PROSES MENUMBUHKAN SOFT SKILL
Untuk mencapai agar soft skill dapat kita kuasai pertanyaan
besarnya adalah bagaimana strategi kita menumbuhkan soft skill di dunia pendidikan ? Untuk itu setidaknya dikemukakan
beberapa cara yang pantas dilakukan adalah diperlihatkan pada gambar di bawah
ini supaya mudah dipahami. Pertama adalah desain soft skill masuk ke dalam kurikulum pembelajaran. Kedua adalah
mengembangkan kegiatan dan aktifitas anak di asrama atau di rumah masing –
masing. Dan ketiga adalah mengembangkan pada kegiatan ekstra curiculer.
Cara Pertama Integrasi ke Kurikulum
Di sadari atau tidak, selama ini soft skill diberikan, kalaupun ada
melalui penetapan mata ajar. Masing – masing jurusan dan bidang memberanikan
diri menyusun masing – masing. Jika selama ini etika dalam pendidikan merupakan
sesuatu yang sulit dipahami oleh anak didik. Mengingat etika lebih diajarkan
dalam konteks teori tentang apa yang boleh dan tidak dapat dilakukan.
Yang mesti kita ajarkan adalah
etika bukan dalam bentuk proses kognitif saja, namun juga psikomotorik etika.
Contoh sebagai betikut :
‘Guru/dosen datang tepat waktu’
‘Guru/dosen bersikap sopan di
dalam kelas’
Adapun langkah – langkah
persiapan yang mesti dilalui oleh pengasuh mata ajar adalah sebagai berikut :
a.
Susun tujuan instruksional umum, dan tujuan
instruksional khusus. Dalam kaitan ini yang kebutuhan adalah kemampuan untuk
merumuskan kompetensi, yang lazim dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK).
b.
Masukan pada masing – masing sesi pelajaran soft skill apa yang akan dihasilkan.
Setelah kompetensi masing – masing sesi dirumuskan, kemudian dapat pula
memasukan bagaimana cara pembelajaran yang menumbuhkan masing – masing soft
skill yang diharapkan.
c.
Rencanakan bagaimana metode operasional
melaksanakannya, baik pada masing – masing sesi ajar, maupun pada beberapa
pertemuan.
d.
Lakukan uji coba pada suatu kelas atau
sekelompok anak.
e.
Review hasil uji coba untuk perbaikan. Sebuah
proses penerapan metode menerapkan soft
skill tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.
f.
Finalisasi metode pembelajaran. Setelah
dilakukan cara berulang, maka kemudian dapat dituliskan dalam bentuk teaching manual sebuah pembelajaran.
Selama ini setidaknya dapat kita
catat 5 jenis metode yang lazim digunakan. Ke-lima metode tersebut akan
dijabarkan secara ringkas guna dapat dipahami mana yang paling dapat diterapkan
untuk anak didik kita dan sesuai dengan lingkungannya, sebagai berikut :
1. Metode Komunitas
Pada metode ini proses pembelajaran soft skill dilakukan melalui pengumpulan
peserta didik di kelas untuk belajar sambil bersosialisasi dengan teman –
temannya. Metode ini adalah mudah mengontrol pelaksanaan kegiatan proses
belajar – mengajar.
Kelemahan metode komunitasa ini sering dijalankan
bersifat monoton atau statis saja.
2. Metode Pembelajaran Jarak Jauh Distance Learning
Pada metode ini, para peserta didik dapat saja belajar
di rumah masing – masing, di labor atau praktek kerja. Proses belajar mengajara
dilakukanmelalui bantauan modul pelajaran.
Kekuatan dari metode ini adalah bagi yang sudah
terbiasa melakukan proses belajar mandiri, maka dengan tersedianya modul bisa
dipelajari anak didik. Kesulitannya adalah memerlukan pihak eksternal yang
dapat memudahkan proses pembelajaran. Khususnya bagi materi ajar yang tingkat
kerumitannya adalah rumit.
3. Kunjungan Tutor ‘Tutor Visit’
Lain metode distance learning, lain pula pelaksanaan
metode tutor learning. Pada metode
ini peserta tetap belajar di rumah. Namun dalam proses belajar mengajar, para
peserta didik didampingi oleh Tutor.
Kekuatan utama metode ini adalah jika komunitas yang
akan diajarkan adalah sudah tentu. Misalnya petani, peternak, atau pengrajin.
4.
Project Class.
Pada konteks bentuk pengajaran yang keempat
ini, para peserta melakukan kegiatan percobaan – percobaan, khususnya di
laboratoriaum, dan atau di bengkel kerja.
5. Metode Outing
Pada metode outing, yang lagi banyak direplikasi oleh para pemerhati pendidikan. Pada metode ini, para peserta
didik berupaya belajar dari alam, dalam konteks ini tempat mempelajari apa saja
yang lebih terbuka sifatnya, seperti komunitas dan disesuaikan berupa kunjungan
di tempat terbuka.
Soft Skills di Boarding/ Asrama
Selain
kegiatan ekstrakulikuler melalui organisasi kemahasiswaan, maka kegiatan yang
sama juga dapat di lanjutkan di rumah – rumah dan asrama mahasiswa. Memang
kegiatan di rumah dan asrama akan lebih banyak untuk belajar mandiri dan
istirahat, namum sebuah institusi yang baik mesti mendesain kegiatan asrama
terkait dengan pengembangan ranah agama, etika, dan kegiatan minat dan bakat
lainnya.
Review
terhadap berjalannya boarding school
system di Amerika dan Malaysia (Elfindri dkk, 2008) menemukan bahwa anak –
anak yang tinggal di asrama cenderung memiliki sifat filantropis yang relative
maju dibandingkan dengan mereka yang dibesarkan di rumah masing – masing.
Sebuah
contoh asrama di Universitas Andalas
justru memberikan efek samping positif, dimana anak – anak kampus diwajibkan
sholat Subuh berjamaah ke masjid, kemudian mereka bergiliran untuk mempelajari
bahan agama dan berdiskusi. Kegiatan yang indah seperti ini niscaya akan
melahirkan mereka yang memiliki kepekaan hati yang tinggi. Ini yang dimaksud
mengajarkan soft skill di Boarding.
Jika
tidak ada program, maka sebaiknya anak – anak yang mengambil inisiatif.
Kegiatan apa yang mereka rancang. Ini pada gilirannya akan menyebabkan sebuah
boarding menjadi betah untuk dihuni oleh mahasiswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar